Sabtu, 01 Maret 2008

Ketua Keluarga Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan terpilih!

Keluarga Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan telah memiliki pemimpin baru. Pada pemilihan hari rabu (27/2) lalu, terpilih Andryan (PWK 2006) sebagai ketua KMTAP untuk periode 2008-2009. Pemilu tahun ini diikuti oleh dua kandidat lain yaitu Enrica Rinintya (Arsitektur 2005) dan Daniel Alexander (Arsitektur 2006). PWK 2005 ternyata didak mengirimkan kandidatnya. Perolehan suara yang didapat sangat signifikan. Dari sekitar 500 kertas suara yang dicetak, Andryan memperoleh suara 205 suara. Sedangkan dua kandidat yang lain masing-masing mendapat 65 dan 85. jumlah ini merupakan jumlah tertinggi dibandingkan pemilu sebelumnya. Pada beberapa kali pemilu sebelum ini, suara pemenang paling banyak tidak mencapai 150 suara. Adanya perolehan suara yang sangat besar ini menunjukan besarnya partisipasi keluarga besar Jutap dalam mennyambut perhelatan demokrasi di kampus. Hal ini juga menunjukan adanya harapan yang besar bagi kandidat terpilih untuk dapat membawa perbaikan dan kemajuan. +


Terpilihnya Andryan mengulang sejarah dua tahun lalu, ketika Arif Budiman menduduki posisi tersebut. Dua tahun lalu, seyogyanya adalah kesempatan angkatan 2005 untuk memimpin. Akan tetapi, public lebih menginginkan Arif Budiman untuk memimpin organisasi mahasiswa tersebut. Tahun ini pun terjadi hal yang serupa. Hanya saja Andry berasal dari Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota. Dengan demikian Andry adalah ketua KMTAP pertama dari perencanaan wilayah dan kota.

Kami ucapkan selamat kepada Pemimpin terpilih. Jangan lupa akan kepercayaan yang diamanatkan kepadamu.

“Sebaik-baik pemimpin adalah yang mencintai kalian sebagaimana kalian mencintainya. Seburuk-buruk pemimnpin adalah yang membenci kalian sebagaimana kalian membencinya.” (al hadits)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Dua tahun sudah kita bersama merajut mimpi, mendidik diri, dan saling menyematkan cinta, persahabatan, dan doa di masing-masing pundak. Kawan…sekali-kali jangan sia-siakan itu! Jangan sia-siakan keputusan Allah yang telah membuat kita menjadi salah satu dari para pemimpin umat di masa depan. Jangan sia-siakan cinta, kasih sayang, dan harapan orang-orang yang selama ini menatap yakin kepada diri kita, bahwa kelak…kita akan membuat ibu pertiwi senantiasa tersenyum, rakyat kecil berbahagia karena badannya sehat, anak-anaknya berpendidikan, dan Masjid mereka terisi penuh cinta.

Tak selamanya kita terfasilitasi oleh PPSDMS tercinta. Iya…kita adalah elang muda! Yang butuh keluar sarang untuk meniti mimpi di titik langit terjauh. Yang butuh terjatuh untuk belajar mengepak sayap dan menegakkan dada kita. Karena dalam tiap diri kita telah tersemat sebuah idealisme yang mampu menghidupkan sejarah keemasan para pejuang Islam untuk menyiram tanah air Indonesia…

Idealisme Kami

Betapa inginnya kami
agar bangsa ini mengetahui
bahwa mereka lebih kami cintai
daripada diri kami sendiri.

Kami berbangga
ketika jiwa-jiwa kami gugur
sebagai penebus bagi kehormatan mereka,
jika memang tebusan itu yang diperlukan.
Atau menjadi harga
bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan,
dan terwujudnya cita-cita mereka,
jika memang itu harga yang harus dibayar.

Tiada sesuatu
yang membuat kami bersikap seperti ini
selain rasa cinta
yang telah mengharu-biru hati kami,
menguasai perasaan kami,
memeras habis air mata kami,
dan mencabut rasa ingin tidur
dari pelupuk mata kami.

Betapa berat rasa di hati
ketika kami menyaksikan bencana
yang mencabik-cabik bangsa ini,
sementara kita hanya menyerah pada kehinaan
dan pasrah oleh keputusasaan.

Kami ingin agar bangsa ini mengetahui
bahwa kami membawa misi yang bersih dan suci;
bersih dari ambisi pribadi,
bersih dari kepentingan dunia,
dan bersih dari hawa nafsu.
Kami tidak mengharapkan sesuatupun dari manusia;
tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya,
tidak juga popularitas,
apalagi sekedar ucapan terima kasih.

Yang kami harap adalah
terbentuknya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat
serta kebaikan dari Allah-Pencipta alam semesta.

Semoga Allah selalu memancangkan “idealisme kami” hingga menelusup dalam inti kemanusiaan kita. Semoga Allah selalu menautkan hati kita agar bersatu padu membela agama-Nya…Hingga hanya kesyahidan saja yang mampu menghentikan berhembusnya nafas cita dan cinta kita.

Terbanglah wahai elang-elang muda!